Senin, 01 April 2013

Thomas S. Khun dalam filsafat ilmu



Thomas S. Khun (Tokoh Filsafat Ilmu Baru)
Beberapa pakar berkata bahwa filsafat adalah induk dari segala ilmu pengetahuan yang telah berkembang menjadi begitu banyak cabang. Salah satu cabangnya yang berkembang begitu pesat ialah filsafat ilmu pengetahuan.
Pada abad 20 ini perkembangan itu merupakan pendobrakan terhadap pandangan filsafat ilmu yang sudah mapan, yaitu positivisme logis. Salah seorang tokoh yang memberikan perhatian besar pada sejarah ilmu pengetahuan, peranan sejarah ilmu pengetahuan dalam mendapatkan ilmu pengetahuan, serta dalam merekonstruksi wujud ilmu pengetahuan ialah Thomas S. Khun. Dalam bukunya yang berjudul The Stucture of Scientific Revolution (1962), ia menegaskan bahwa filsafat ilmu sebaiknya berguru pada sejarah ilmu. Dengan demikian diharapkan bahwa filsafat ilmu dapat semakin mendekati kenyataan dan obyektivitas ilmu pengetahuan. Berdasarkan sejarah terbuktilah bahwa terjadinya perubahan-perubahan mendalam dalam ilmu pengetahuan selama sejarah ilmu bukan karena hipotesis yang di falsifikasi, melainkan melalui revolusi ilmiah.
Konsep sentral Kuhn ialah paradigma, yaitu gagasan-gagasan dasar, cara pandang terhadap suatu objek, yang diikuti dengan model-model analisis yang sesuai dengan gagasan dasar tadi. Pandangan ini membimbing kegiatan ilmiah pada masa ilmu normal (normal science) dimana ilmu bekerja dengan mengembangkan secara rinci dan mendalam yang biasanya ilmuan bersifat kritis terhadap paradigma yang tidak dapat diterangkan berdasarkan paradigma yang sudah ada. Itulah yang disebut anomali. Jika anomali Semakin menumpuk dan kualitasnya semakin tinggi, maka timbul krisis tehadap paradigma yang sudah ada. Berarti paradigma ilmu yang sudah ada mulai dipertanyakan. Dan pada saat demikian  seorang ilmuwan mulai keluar dari ilmu normal, yang akhirnya muncullah paradigma baru yang apabila diterima oleh masyarakat ilmu yang besangkutan, maka disinilah terjadinya revolusi ilmu pengetahuan. Jadi, ilmu tidak berkembang secara kumulatif dan evolusioner, tetapi secara revolusioner.  

Referensi : M.thoyibi. 1999. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar